Cerita Pendek - Karunia Senyum

cerpen karunia senyum


Karunia Senyum

Lelaki tua itu duduk di bangku taman, memberi makan merpati. Dia sendirian, seperti biasanya. Dia tidak punya keluarga, tidak punya teman, dan tidak ada yang bisa diajak bicara. Tapi dia tidak keberatan. Dia puas dengan perusahaannya sendiri.

Suatu hari, seorang anak laki-laki datang ke bangku. Dia membawa sekantong remah roti, dan dia mulai memberi makan merpati juga. Pria tua itu tersenyum pada anak laki-laki itu, dan anak laki-laki itu balas tersenyum.

Mereka berbicara sebentar, dan lelaki tua itu mengetahui bahwa nama anak laki-laki itu adalah David. David adalah orang baru di kota ini, dan dia tidak mengenal siapa pun. Dia kesepian, sama seperti orang tua itu.

Orang tua itu dan David mulai bertemu di taman setiap hari. Mereka akan berbicara, dan mereka akan memberi makan merpati. Orang tua itu akan menceritakan kepada David cerita tentang hidupnya, dan David akan memberi tahu orang tua itu tentang harapan dan impiannya.

Suatu hari, David memberi tahu lelaki tua itu bahwa dia harus pindah. Orang tua itu sedih melihatnya pergi, tetapi dia tahu bahwa David harus mengikuti mimpinya.

Pada hari David pergi, lelaki tua itu memberinya hadiah. Itu adalah kotak kayu kecil.

"Buka saat kamu merasa kesepian," kata lelaki tua itu.

David membuka kotak itu, dan di dalamnya dia menemukan senyuman yang indah. Itu adalah senyuman lelaki tua itu, dan itu adalah hadiah yang akan disayangi David selamanya.

David pindah, tetapi dia tidak pernah melupakan lelaki tua itu. Dia sering memikirkan senyum lelaki tua itu, dan itu akan selalu membuatnya merasa lebih baik.

Suatu hari, David merasa sangat kesepian. Dia baru saja kehilangan pekerjaannya, dan dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia membuka kotak yang diberikan lelaki tua itu, dan dia melihat senyum itu.

Senyuman itu membuat David merasa lebih baik. Itu mengingatkannya bahwa dia tidak sendirian, dan ada orang yang peduli padanya.

David mendapat pekerjaan baru, dan dia mulai mendapatkan teman baru. Dia tidak pernah melupakan senyum lelaki tua itu, dan dia selalu berterima kasih atas hadiah yang telah dia berikan padanya.

Tamat.

LihatTutupKomentar